KEBENARAN YANG MENJAGA
ALLAH MENJAGA ISLAM DAN MANUSIA DENGAN ABU BAKAR RA.
Lalu Allah menolong Islam dan manusia (kegelisahan yang tersisih seperti awan hitam yang menjauh - , dan telah dipenuhi janji Allah dengan mendahulukan Rasul Allah SAW[1] dan menegakkan agama beliau di atas kesempurnaan, meskipun Islam telah ditimpa oleh musibah yang menimpanya, dengan Abu Bakar as-Siddiq RA[2], kerana pada ketika Nabi SAW meninggal, beliau tidak berada di tempat itu kerana menguruskan hartanya di Sunuh.[3]
Selanjutnya Abu Bakar datang ke rumah puterinya Aisyah RA. Di rumahnya Nabi SAW wafat, Abu Bakar RA membuka wajah Rasul Allah SAW, dia menciumnya dan berkata,
“Aku korbankan bapaku dan ibuku demi dirimu ya Rasul Allah, engkau selalu baik dalam keadaan hidup dan mati. Demi Allah, Allah tidak mengumpulkan dua kematian atasmu. Adapun kematian yang Allah telah tuliskan atasmu, maka engkau telah mendahuluinya.”
Kemudian Abu Bakar RA keluar ke masjid, dan orang-orang di dalamnya , sementara Umar RA berkata tidak keruan sebagaimana yang telah diceritakan sebelumnya. Abu Bakar naik ke mimbar, lalu mengucapkan hamdalah dan memuji Allah kemudian dia berkata,
“Amma ba’du. Wahai manusia, barangsiapa yang menyembah Muhammad, maka beliau telah wafat, dan barangsiapa menyembah Allah, maka Allah hidup dan tidak akan mati.”
Kemudian Abu Bakar RA membaca Firman Allah yang bermaksud,
“Dan Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul yang sudahpun didahului oleh beberapa orang Rasul (yang telah mati atau terbunuh). Jika demikian, kalau ia pula mati atau terbunuh, (patutkah) kamu berbalik (berpaling tadah menjadi kafir)? Dan (ingatlah), sesiapa yang berbalik (menjadi kafir) maka ia tidak akan mendatangkan mudarat kepada Allah sedikitpun; dan (sebaliknya) Allah akan memberi balasan pahala kepada orang-orang yang bersyukur (akan nikmat Islam yang tidak ada bandingannya itu).” [ Surah Ali-Imran ayat 144)
Maka orang-orang keluar sambil membacanya di lorong-lorong Madinah seolah-olah ayat itu belum turun kecuali pada saat itu.[4]
[1] Dikatakan “ Allah mendahulukan si fulan dengan si fulan, adalah jika dia meninggal ( Shaykh Muhibbudin al-Khatib).
[2] Iaitu Allah menolong Islam dan manusia dengan Abu Bakar. (Muhibbudin al-Khatib).
[3] Dalam al-Bidayah wa an-Nihayah, al-Hafiz Ibnu Kathir (5/244) menyebutkan, “ As-Siddiq telah solat Subuh bersama kaum muslimin, pada waktu itu Rasul Allah SAW telah bangun dari pengsan kerana sakit yang membebankannya, beliau membuka kain penutup kamar, beliau melihat kaum muslimin yang sedang mendirikan solat Subuh di belakang Abu Bakar. Rasul Allah SAW bergembira kerana itu beliau tersenyum sehingga nyaris kaum muslimin hampir meninggalkan solat yang mereka kerjakan kerana kebahagiaan mereka terhadap (perbuatan Rasul SAW) dan sampai Abu Bakar hendak mengundur ke belakang untuk berdiri di saf, lalu Rasul Allah SAW memberi isyarat agar mereka tetap seperti itu. Rasul Allah SAW menutup kain penutup, dan itu adalah saat-saat terakhir Rasul Allah SAW. Setelah solat, Abu Bakar masuk kepadanya dan berkata kepada Aisyah RA, “Aku tidak melihat Rasul Allah SAW kecuali sakitnya telah hilang dan ini adalah hari giliran Kharijah (salah seorang isteri Abu Bakar), di tinggal di Sunuh* sebelah timur Madinah. Abu Bakar pulang ke rumahnya dengan kuda. Rasul Allah SAW wafat ketika waktu dhuha… lalu Salim bin Ubaid menyusul Abu Bakar dan menyampaikan berita wafatnya Rasul Allah SAW. Abu Bakar RA datang setelah dia mengetahui berita itu.”
*As-Sunuh adalah kampung Bani al-Hariths bin al-Khazraj di pinggiran Madinah berjarak satu batu(mile) dengan masjid Rasul Allah SAW ( Shaykh Muhibbudin al-Khatib).
[4] Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Kitab Fadhail As-Shahabah dari Sahihnya (kitab 62, bab 5, 4/194) dari hadith Aishah RA.
No comments:
Post a Comment